TAK ANEH | BAG I
Bag I
Karya : Ilham Ramadhan
tok tok tok, TOK TOK TOK TOK!!! "RUDIIIII!!!!!! Banguuuuunnnnn!!!!"
Pagi ini, seperti biasanya, aku dibangunkan oleh suara ketukan pintu dari ibu kos.
"Iya, Buuuuu..." Aku menjawab dari dalam kamarku dengan suara lesu bangun tidur.
Aku melihat handphone ku yang masih menyala, menampilkan sebuah tayangan motivasi dari salah seorang motivator terkenal di YouTube.
"Sial, sudah berapa lama ini video berputar, habis sudah kuota kuuuu." Aku menggerutu kecil. Aneh, padahal semalam aku menonton video dimana ada dua orang membangun sebuah kolam renang di tengah hutan. Ah, biarlah, mungkin memang auto play ku masih menyala. Melihat waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 WIB, aku segera menuju ke kamar mandi.
Selesai sarapan, aku berpamitan dengan ibu kos yang tadi membangunkan aku dari penjelajahan mimpiku, Ibu Wati namanya, seorang janda berusia 53 tahun yang memiliki sebuah kos-kosan di Jakarta Timur ini.
"Pamit dulu ya, Bu. Minta doanya, semoga hari ini Rudi bisa dapet kerjaan."
"Iya Rudi, Aamiin. Semoga segera ketemu dengan titik terangnya yaaa."
Ya, Ibu Wati memang bukan ibu kandungku, tapi aku sudah menganggapnya lebih dari sekadar seseorang yang sudah melahirkan aku. Segala sesuatu yang dia lakukan dan berikan kepadaku benar-benar membuatku bersyukur, dia berhasil membuatku berfikir bahwa masih banyak orang baik di dunia ini walaupun tanpa adanya hubungan saudara atau keluarga. Biar ku perkenalkan diriku, Aku adalah Rudi, iya, Rudi saja. Aku adalah seorang pemuda penuh asa yang sedang merantau di ibukota, tujuanku adalah membahagiakan orang tua yang jauh disana.
Sudah 5 tahun aku di Jakarta Timur ini, tinggal di sebuah kos kosan murah di pinggir terminal kampung rambutan, selain nasi dan lauk, biasanya sarapanku ditambah dengan debu polusi dari Arimbi dan Primajasa yang ada di terminal, namun hari ini berbeda. Ini dikarenakan kemarin, adalah hari dimana presiden mengadakan sebuah siaran jamak di setiap stasiun televisi nasional, tanpa terkecuali. Presiden mengharapkan bahwa setiap warga di setiap bagian dari negara ini cukup bekerja dari rumah, setiap kegiatan yang mengharuskan kita untuk keluar rumah akan dibatasi dengan maksimal, kecuali memang sangat sangat sangat darurat. Alhasil, pagi ini, di terminal kampung rambutan hanya ada beberapa busway yang siap mengantarkan beberapa orang yang sangat darurat untuk bepergian, ditambah hanya ada angkutan umum berukuran kecil yang dapat dihitung oleh jari.
Bukan tak mengindahkan arahan dari Presiden, tapi sepertinya diriku ini termasuk ke golongan orang-orang yang mempunyai keadaan sangat darurat. Benar, perihal tentang pekerjaan yang sampai saat ini belum jua ku dapatkan. Sebenarnya aku bukanlah orang yang tidak memiliki pekerjaan dari awal aku merantau, aku sempat memiliki pekerjaan, dimana aku ditugaskan untuk menjaga sebuah toko kecil di daerah Jakarta Utara, tapi tepat 7 bulan di hari ini, aku tidak lagi di percaya untuk menjaga toko tersebut, bukan tanpa alasan kenapa kepercayaan itu hilang, itu semua karena ulah karyawan yang sekaligus teman kerjaku dulu, dia berhasil membuat fitnah atas diriku dan menunjukkan bukti yang entah bagaimana caranya, sang bos bisa percaya.
Sakit rasanya jika mengingat kembali kejadian hari itu, tapi setelah 5 tahun aku di Jakarta, ditambah faktor umurku yang kian hari makin bertambah, aku jadi makin terbiasa menerima bahwa dunia ini tak selalu adil, dan jalan yang akan aku lalui tak selalu mulus dan halus. Semakin banyak saja manusia yang sifat dan perilakunya melebihi binatang ternak, bahkan lebih jauh dari itu. Anehnya, mereka semua seakan tak lagi malu untuk menunjukkan sifat asli mereka yang tidak manusiawi. Kata "Sudahlah" seakan akan menjadi obat untukku akhir-akhir ini, seperti mantra sihir yang mampu melenyapkan kekhawatiran dan penyesalan, tak beda dengan kasus fitnah hari itu.
Tak terasa, lama aku memikirkan hal itu, hingga saat ini aku sudah sampai di halte blok M. Turun dari busway, aku langsung bergegas menuju ke sebuah toko sembako yang tepat minggu lalu sempat kulihat iklannya di tiang listrik, berteman poster iklan itu dengan poster jasa sedot WC.
"Dibutuhkan Karyawan Laki-laki. Segera!!!"
Begitulah kira-kira tulisan yang ada di poster, dilengkapi dengan kriteria yang dibutuhkan. Dari jauh samar-samar aku melihat sosok lelaki sedang merapikan barang dagangan yang dipajang di depan. sekelebat terlihat seperti orang yang ku kenal...
~
Komentar
Posting Komentar